Notifedia.com, Parepare – Di tengah sorotan publik pasca pengungkapan kasus penipuan online yang diduga dikendalikan dari dalam Lapas Kelas IIA Parepare, Kepala Lapas, Marten, akhirnya buka suara.
Dalam pernyataan eksklusif yang berlangsung di Kantor Lapas Parepare, ia menegaskan bahwa pihaknya tidak tinggal diam dan telah menjalankan seluruh fungsi pengamanan sesuai standar operasional. Selasa, (3/6/25).
“Tidak ada yang bebas di sini. Semua aktivitas narapidana kami awasi, tapi perlu dipahami bahwa mereka sering mencuri-curi kesempatan dengan cara ilegal, bukan karena kami lengah,” tegas Marten saat diwawancarai.
Marten mengonfirmasi bahwa narapidana berinisial FA yang diduga mengendalikan penipuan online dari dalam sel sudah diperiksa secara internal dan kini telah ditempatkan di sel pengasingan sebagai bentuk hukuman awal.
“Kami sudah jalankan prosedur. FA telah kami proses sesuai aturan, dan kini kasusnya sudah ditangani Tim TPP (Tim Pengamat Pemasyarakatan). Dari situlah akan diputuskan apakah hak-haknya seperti remisi atau kunjungan akan dicabut atau tidak,” lanjut Marten.
Tudingan bahwa Lapas Parepare longgar dalam pengawasan dibantah keras. Marten menjelaskan bahwa razia rutin dilakukan setiap minggu, termasuk razia insidentil jika ada informasi dari masyarakat atau intelijen internal.
“Kami ini hanya tujuh orang petugas di malam hari, dengan ratusan kamar yang harus dipantau. Tapi patroli tetap kami lakukan. Kami bukan tidak bekerja, hanya jumlah kami memang terbatas,” ujar Marten, menekankan kondisi objektif di lapangan.
Ia juga mengimbau agar publik tidak menyimpulkan bahwa narapidana di lapas tersebut bebas berkeliaran atau mengakses alat komunikasi secara terang-terangan. “Kalau bebas itu artinya seenaknya, itu tidak benar. Kalau mereka bisa akses HP, itu hasil dari penyelundupan dan dilakukan diam-diam. Begitu ketahuan, kami langsung tindak.”
Terkait penggeledahan oleh Tim Resmob Polres Sidrap yang dilakukan pada Minggu, 26 Mei 2025, Marten memastikan bahwa sidak dilakukan dengan surat resmi dan telah mendapatkan akses penuh dari pihak lapas.
“Kami dukung penuh aparat penegak hukum. Kalau ada suratnya, kami pasti izinkan. Lapas bukan zona anti-penegakan hukum. Bahkan dalam beberapa kasus narkoba, kami juga yang menggagalkannya lebih dulu,” tegasnya.
Sebagai Kalapas yang baru bertugas satu bulan, Marten menyatakan sudah menanamkan komitmen integritas kepada seluruh pejabat struktural dan staf. Ia mengumpulkan seluruh jajarannya dan menyampaikan bahwa dirinya tidak datang ke Parepare untuk bermain-main.
“Saya tinggalkan keluarga untuk tugas negara. Saya datang dengan niat membenahi, bukan merusak. Siapa pun yang bermain di belakang, baik napi maupun petugas, pasti saya tindak.”
Meskipun menghadapi keterbatasan jumlah personel dan tantangan pengawasan ruang tahanan yang luas, Lapas Parepare tetap menjalankan fungsinya dengan tegas dan terbuka terhadap kerja sama dengan aparat penegak hukum.
Pihak lapas juga membuka diri terhadap kritik, namun menekankan pentingnya narasi yang berimbang.
“Tulis juga sisi kerja keras kami. Jangan hanya sudutkan. Kami juga berjuang, bahkan dalam keterbatasan,” pungkas Marten.
5 Komentar
I’ll right away grab your rss as I can’t find your email subscription link or e-newsletter service. Do you have any? Kindly let me know in order that I could subscribe. Thanks.
Hey There. I found your blog using msn. This is an extremely well written article. I’ll make sure to bookmark it and return to read more of your useful info. Thanks for the post. I’ll definitely return.
Thanks on sharing. It’s first quality.
This is the compassionate of literature I in fact appreciate.
With thanks. Loads of conception!