Parepare, – Meskipun bertepatan dengan hari libur nasional, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Parepare tetap menunjukkan komitmennya dalam memberikan pelayanan dan pembinaan kepribadian kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Salah satu program yang terus berjalan adalah pembelajaran Iqro, Tajwid, dan Tahsin yang diselenggarakan di Masjid At-Taubah Lapas Parepare. Kegiatan ini bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama Kota Parepare dan dibimbing langsung oleh Ustadz Asdar, S.Pd, Penyuluh Agama Islam dari Kemenag Parepare.
Dalam pelaksanaan kegiatan yang berlangsung pada Senin, 27 Januari 2025, turut hadir Kasubsi Bimkemaswat Nur Alim Syah, SH, dan Darwansyah selaku staf Bimkemaswat.
Pengawasan dilakukan oleh Kasi Binadik, Kepala KPLP, dan jajaran keamanan untuk memastikan kegiatan berjalan tertib.
Kegiatan pembinaan keagamaan ini bertujuan membantu WBP kembali ke jalan yang benar sesuai tuntunan agama. Selain itu, program ini diharapkan dapat:
• Membimbing WBP agar bertobat dan memiliki ketaatan dalam beragama.
• Mengarahkan WBP untuk menjalani hidup sesuai ajaran agama.
• Membekali WBP dengan kemampuan hidup mandiri setelah masa pidana berakhir.
• Membantu WBP berintegrasi kembali ke masyarakat.
• Mengurangi tingkat pengulangan tindak pidana.
Kepala Lapas Kelas IIA Parepare, Totok Budiyanto, A.Md.IP, SH, menekankan pentingnya pembinaan ini sebagai upaya strategis dalam membentuk karakter positif WBP.
Kolaborasi dengan Kantor Kementerian Agama Kota Parepare menjadi langkah nyata untuk menghadirkan pelayanan keagamaan berkualitas secara berkesinambungan.
Salah satu fokus dalam pembinaan ini adalah program pembelajaran baca tulis Al-Qur’an yang bertujuan:
• Mengajarkan WBP pentingnya membaca dan memahami kandungan Al-Qur’an.
• Menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup sehari-hari.
• Memberikan ketenangan batin dan pikiran selama menjalani masa pidana.
• Membentuk WBP sebagai teladan bagi sesama, keluarga, dan masyarakat setelah bebas.
“Ini adalah bentuk perhatian kami terhadap pembinaan WBP, agar mereka tidak hanya berubah perilaku tetapi juga memiliki pegangan moral dan spiritual yang kuat,” ungkap Totok Budiyanto.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Lapas IIA Parepare menyampaikan rasa terima kasih kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Parepare atas dukungan dan dedikasi dalam menyelenggarakan program pembinaan keagamaan.
Program ini berlangsung secara rutin setiap Senin hingga Kamis dengan melibatkan 10 penyuluh agama Islam dan 1 penyuluh agama Kristen.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap hak-hak WBP, Lapas IIA Parepare juga menyediakan ruang ibadah sesuai agama masing-masing, sebagaimana diatur dalam Pasal 9 Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan.
Kepala Lapas menegaskan pentingnya pelayanan berbasis spiritual sebagai bagian dari rehabilitasi WBP.Dengan sinergi yang terus terjalin, diharapkan pembinaan keagamaan ini mampu menciptakan perubahan positif, tidak hanya selama WBP berada di Lapas, tetapi juga setelah mereka kembali ke masyarakat.