Makassar – Beredarnya video dan informasi mengenai pelantikan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Konsulat Indonesia di wilayah Makassar memicu kecaman dari berbagai pihak.
Pasalnya, dalam kegiatan tersebut, sejumlah pihak yang hadir terdengar menyuarakan “Papua Merdeka,” yang secara terang-terangan menentang keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ketua Gerakan Aktivis Sulawesi Selatan (Sulsel), Irwan Abbas Paemba, angkat bicara terkait hal ini. Ia menilai bahwa kegiatan tersebut telah memenuhi unsur dugaan tindakan separatisme yang dapat mengancam stabilitas dan perdamaian di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan.
“Setelah melihat video dan rilisan yang beredar, kami dari Gerakan Aktivis Sulsel menilai bahwa deklarasi serta konferensi KNPB tersebut adalah upaya tindakan separatis yang ingin mengusik perdamaian di NKRI,” tegas Irwan Abbas.
Lebih lanjut, ia menyayangkan bagaimana acara semacam ini bisa berlangsung di wilayah hukum Kota Makassar tanpa ada tindakan pencegahan dari pihak berwenang.
Menurutnya, kegiatan tersebut berpotensi memicu kegaduhan dan kecaman dari berbagai pihak yang menjunjung tinggi keutuhan serta kedamaian dalam bingkai NKRI.
Dari kajian yang dilakukan Gerakan Aktivis Sulsel, Irwan Abbas menegaskan bahwa dalam rilisan yang beredar, Indonesia disebut sebagai negara kolonial yang menjajah Papua, serta bahwa KNPB secara terbuka menyatakan akan melawan NKRI dan menolak hidup berdampingan dengan negara ini.
Irwan Abbas menegaskan bahwa jika dalam waktu 1×24 jam pihak KNPB Konsulat Makassar tidak menarik rilisan tersebut dan meminta maaf atas upaya separatis yang telah dilakukan, maka Gerakan Aktivis Sulsel siap menggelar aksi besar-besaran.
Aksi ini bertujuan untuk menolak keberadaan kelompok-kelompok yang dianggap ingin mengusik keutuhan dan kedamaian NKRI, khususnya di Kota Makassar.
“Kami berharap para pihak yang terlibat segera menarik rilisan dan meminta maaf. Kami juga meminta pihak berwajib untuk bertanggung jawab atas kegaduhan yang timbul akibat upaya menghidupkan separatisme di Provinsi Sulawesi Selatan, khususnya di Kota Makassar,” tegasnya.
Selain itu, ia juga mengecam pihak keamanan, baik TNI maupun Polri, yang dinilai kecolongan sehingga acara semacam ini bisa terlaksana tanpa pengawasan yang ketat.
Gerakan Aktivis Sulsel menegaskan bahwa tidak ada tempat bagi gerakan separatis di Indonesia. NKRI adalah harga mati, dan setiap upaya untuk merongrong kedaulatan negara akan mendapatkan perlawanan dari seluruh elemen masyarakat yang cinta tanah air.
Mereka berharap aparat segera mengambil tindakan tegas agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.”Tidak ada negara di dalam negara. NKRI adalah harga mati!” pungkas Irwan Abbas.